Webinar Sukses : Ciptakan Iklim Sekolah yang Positif untuk Masa Depan Cerah

Webinar Sukses : Ciptakan Iklim Sekolah yang Positif untuk Masa Depan Cerah

Pasuruan, 29 Oktober 2024 – Webinar bertajuk “Peran Iklim Sekolah dalam Mewujudkan Lingkungan Aman & Nyaman bagi Peserta Didik” yang digelar pada Selasa, 29 Oktober 2024, pukul 13.00 – 15.15 WIB, berhasil menyita perhatian para pendidik di Kabupaten Pasuruan. Acara yang dimoderatori oleh Ibu Rakhma Oktaviolina ini menghadirkan narasumber kompeten, Ibu Yuli Winanti dan Bapak Arif Syaifurrohman, yang memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya menciptakan iklim sekolah yang positif.

Acara yang dibuka oleh Ibu Eriska Alvia Pratiwi selaku host, disambut antusias oleh para peserta yang terdiri dari guru, kepala sekolah, dan pemerhati pendidikan. Dalam paparannya, para narasumber menekankan bahwa iklim sekolah yang kondusif tidak hanya berperan dalam meningkatkan prestasi akademik siswa, tetapi juga dalam membentuk karakter dan kepribadian siswa. Lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan inklusif akan membuat siswa merasa percaya diri untuk belajar, berkreasi, dan mengembangkan potensi diri secara optimal.

Poin-poin penting yang dibahas dalam webinar ini antara lain:

* Pentingnya kerjasama semua pihak: Guru, siswa, orang tua, dan komunitas harus bekerja sama untuk menciptakan iklim sekolah yang positif.

* Menciptakan kelas yang inklusif: Sekolah perlu menciptakan lingkungan belajar yang bebas dari bullying dan kekerasan seksual.

* Mengembangkan program-program holistik: Sekolah perlu menyediakan program-program yang mendukung tumbuh kembang siswa secara menyeluruh, baik akademik maupun sosial-emosional.

* Memberikan pelatihan kepada guru: Guru perlu diberikan pelatihan untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan.

* Melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan: Siswa perlu diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan sekolah.

Simpulan Webinar

Webinar ini menyimpulkan bahwa iklim sekolah yang positif adalah kunci untuk menciptakan generasi muda yang berkualitas. Dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, sekolah dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi kemajuan pendidikan di Kabupaten Pasuruan.

Aksi Nyata

Peserta webinar diajak untuk mengambil langkah konkret dalam mewujudkan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman, seperti:

* Membangun komunikasi yang terbuka dengan semua pihak.

* Menciptakan kelas yang inklusif dan bebas dari bullying.

* Mengembangkan program-program yang mendukung tumbuh kembang siswa.

* Memberikan pelatihan kepada guru.

* Melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan.

Respon Peserta

Webinar ini mendapat sambutan positif dari para peserta. Mereka merasa terinspirasi dan mendapatkan banyak pengetahuan baru yang dapat diterapkan di sekolah masing-masing. Beberapa peserta seperti Bu Citra, Bu Sumiati, Bu Ade, dan Bu Wita turut aktif dalam sesi tanya jawab, menunjukkan antusiasme mereka terhadap materi yang disampaikan.

Penyelenggara berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan pendidikan berkualitas dan berharap agar hasil dari webinar ini dapat diimplementasikan secara luas di berbagai sekolah di Indonesia.

Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda di SMAN 4 Pasuruan: Menghidupkan Semangat Persatuan dalam Balutan Pakaian Adat

Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda di SMAN 4 Pasuruan: Menghidupkan Semangat Persatuan dalam Balutan Pakaian Adat

Pasuruan, 28 Oktober 2024SMAN 4 Pasuruan (SMAPA) kembali menggelar upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda pada Senin, 28 Oktober 2024. Upacara ini dilaksanakan sesuai dengan Nota Dinas dari Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Pasuruan No. 400.3/1719/101.6.2/2024 tertanggal 25 Oktober 2024, sebagai bagian dari upaya melestarikan nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa, terutama di kalangan generasi muda.

Dalam suasana khidmat yang diwarnai nuansa kebhinekaan, para siswa SMAN 4 Pasuruan mengenakan pakaian adat nasional, menambah warna dan kesan mendalam terhadap peringatan kali ini. Sementara itu, para guru dan staf Aparatur Sipil Negara (ASN) mengenakan pakaian Korpri, yang menandakan kesatuan semangat pengabdian bagi bangsa. Upacara kali ini dipimpin langsung oleh Bapak Saiful Anam, S.Pd, yang bertindak sebagai Pembina Upacara.

Susunan Petugas Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda

Upacara ini dipimpin oleh Balyan Haidir Basyaiban dari kelas XI-1, yang memandu jalannya acara dengan penuh kedisiplinan. Dalam upacara ini, kelas XI-1 bertindak sebagai petugas upacara, dengan pembagian tugas sebagai berikut:

  • Pemimpin Upacara: Balyan Haidir Basyaiban
  • Kompi 1: M. Alief Firdaus
  • Kompi 2: Made Fabian
  • Kompi 3: Danial Qirami
  • Pengibar Bendera:
    • Pembentang: Vito Rizky Alamsyah
    • Pembawa: Divan Ardiansyah
    • Pengatrol: Gerald Crishtoper
  • Pembaca Doa: Zian Nihlatul
  • Perwira Upacara: Refandi Tegar
  • Pembaca UUD 1945: Maulidia Nabilatul
  • Pembawa Naskah Pancasila: Muhammad Syarif
  • Pemandu Upacara: Najwa Sharfina Fiddin
  • Dirigen: Syifanatul Yaumi

Tim paduan suara “Gita Bahana Smapa” turut berpartisipasi dalam upacara ini, membawakan lagu-lagu kebangsaan dengan penuh semangat dan keharmonisan, mengiringi jalannya upacara dan memberikan kesan khusyuk bagi para peserta.

Menghidupkan Nilai-Nilai Sumpah Pemuda di Tengah Generasi Muda

Dalam amanatnya, Bapak Saiful Anam, S.Pd, menekankan pentingnya menghidupkan kembali nilai-nilai Sumpah Pemuda di tengah arus globalisasi yang terus berkembang. Beliau mengajak para siswa untuk selalu menjaga semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, yang telah diwariskan oleh para pemuda pada tahun 1928. Beliau mengingatkan bahwa persatuan adalah kunci dari kebangkitan bangsa, dan bahwa generasi muda memiliki peran penting dalam menjaga warisan tersebut.

“Semangat Sumpah Pemuda adalah semangat untuk terus maju, bersatu, dan mencintai tanah air. Kalian adalah penerus bangsa ini. Tugas kalian tidak hanya menuntut ilmu, tetapi juga menjaga persatuan dan mencintai keanekaragaman Indonesia,” tegas beliau di hadapan seluruh peserta upacara.

Momen Khidmat di Bawah Langit Biru Pasuruan

Upacara berlangsung di lapangan utama SMAN 4 Pasuruan yang telah dihias secara sederhana namun penuh makna. Bendera Merah Putih berkibar dengan gagah di tengah lapangan, diiringi dengan penghormatan penuh dari seluruh peserta. Dengan langkah yang mantap dan penuh percaya diri, tim pengibar bendera yang terdiri dari Vito Rizky Alamsyah (pembentang), Divan Ardiansyah (pembawa), dan Gerald Crishtoper (pengatrol) berhasil menjalankan tugasnya dengan sempurna, menyempurnakan jalannya upacara yang berlangsung tertib.

Pakaian Adat Menjadi Simbol Keanekaragaman Indonesia

Penampilan para siswa dengan pakaian adat dari berbagai daerah memberikan nuansa tersendiri pada upacara kali ini. Para siswa mengenakan berbagai pakaian adat yang merepresentasikan kekayaan budaya Indonesia, mulai dari kebaya, baju bodo, pakaian adat Betawi, hingga pakaian adat Papua. Keberagaman ini mencerminkan betapa berwarnanya budaya bangsa yang tetap bersatu dalam satu bingkai kebhinekaan.

Keberagaman pakaian adat ini juga menambah keistimewaan peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini di SMAN 4 Pasuruan. Penampilan mereka seolah menggambarkan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang begitu melekat dalam sanubari bangsa Indonesia. Setiap siswa terlihat bangga mengenakan pakaian adatnya, seakan-akan menunjukkan bahwa mereka adalah bagian dari Indonesia yang beragam namun tetap satu.

Rangkaian Acara Peringatan Hari Sumpah Pemuda di SMAN 4 Pasuruan

Selain pengibaran bendera dan pembacaan teks UUD 1945 oleh Maulidia Nabilatul, acara upacara juga diisi dengan pembacaan naskah Sumpah Pemuda dan pembacaan naskah Pancasila oleh Muhammad Syarif. Setiap komponen acara berlangsung dengan penuh kesungguhan dan kesadaran akan makna yang terkandung dalam setiap kata yang diucapkan.

Acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan yang dipandu oleh Syifanatul Yaumi, diiringi tim paduan suara dari Gita Bahana Smapa dan siswa kelas XI-1. Lagu-lagu seperti “Indonesia Raya” dan “Satu Nusa Satu Bangsa” menggema di lapangan, mempertegas pesan persatuan yang menjadi inti dari peringatan Hari Sumpah Pemuda.

Doa Bersama untuk Bangsa dan Negara

Mengakhiri upacara, Zian Nihlatul dari kelas XI-1 memimpin pembacaan doa. Doa yang dipanjatkan menyiratkan harapan agar Indonesia tetap damai dan bersatu, serta agar para generasi muda dapat menjadi penerus bangsa yang amanah, berilmu, dan berakhlak mulia. Seluruh peserta upacara menundukkan kepala, berdoa dalam khusyuk agar bangsa Indonesia tetap teguh dalam persatuan dan kemajuan.

Antusiasme Peserta Didik SMAN 4 Pasuruan

Antusiasme terlihat dari wajah para siswa yang begitu bersemangat mengikuti jalannya upacara hingga akhir. Mengenakan pakaian adat menjadi kebanggaan tersendiri bagi para siswa, karena mereka merasa bisa ikut berkontribusi dalam melestarikan nilai-nilai budaya bangsa. Kegiatan ini juga menjadi ajang pembelajaran langsung tentang pentingnya menjaga identitas kebangsaan di tengah perkembangan zaman.

Para siswa tidak hanya mengikuti acara ini sebagai rutinitas, tetapi juga menyerap nilai-nilai yang terkandung dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda. Semangat Sumpah Pemuda diharapkan dapat terus hidup dan tumbuh dalam diri setiap siswa, sebagai bekal menghadapi tantangan di masa depan.

Penutup

Upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda di SMAN 4 Pasuruan tahun ini berlangsung dengan khidmat dan penuh semangat kebangsaan. Seluruh rangkaian acara berlangsung dengan tertib dan sukses, mencerminkan bahwa nilai-nilai Sumpah Pemuda masih terus dipegang teguh di lingkungan sekolah.

Melalui kegiatan ini, SMAN 4 Pasuruan berharap generasi muda semakin menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan memupuk semangat kebhinekaan dan menjunjung tinggi persatuan, para siswa diharapkan dapat menjadi generasi penerus yang cinta tanah air dan siap untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia.

Upacara Bendera Hari Senin, 21 Oktober 2024: Kepala Bagian Perencanaan Polres Pasuruan Kota Serukan Anti-Bullying

Upacara Bendera Hari Senin, 21 Oktober 2024: Kepala Bagian Perencanaan Polres Pasuruan Kota Serukan Anti-Bullying

Pasuruan, 21 Oktober 2024 – Sebuah momen bersejarah terjadi di lapangan upacara SMA Negeri 4 Pasuruan pada Senin pagi ini. Upacara bendera yang diadakan seperti biasa pada hari Senin, kali ini terasa berbeda dan istimewa. Acara ini tidak hanya dihadiri oleh siswa-siswi serta guru, tetapi juga oleh Kepala Bagian Perencanaan (Kabagren) Polres Pasuruan Kota, Ibu Kompol Diana Pudjiastuti, SH, yang menjadi pembina upacara. Kehadiran sosok penting dari kepolisian ini membawa nuansa baru bagi pelaksanaan upacara tersebut, terutama dengan amanat yang disampaikan terkait isu serius yang kini menjadi sorotan, yaitu bullying.

Kehadiran Kompol Diana Pudjiastuti, SH sebagai Pembina Upacara

Kehadiran Ibu Kompol Diana Pudjiastuti, SH pada upacara kali ini menjadi sorotan utama. Beliau yang saat ini menjabat sebagai Kabagren di Polres Pasuruan Kota, telah dikenal luas sebagai figur yang tegas namun peduli terhadap masyarakat, khususnya pelajar. Kehadiran beliau sebagai pembina upacara memberikan sinyal penting bahwa polisi bukan hanya bertugas menjaga ketertiban dan hukum, tetapi juga berperan aktif dalam menjaga kesehatan mental dan kesejahteraan generasi muda.

Dalam amanatnya, Kompol Diana Pudjiastuti menekankan pentingnya kebersamaan dalam menentang bullying, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat. Pesan yang disampaikan bukan hanya sekadar imbauan, tetapi juga ajakan untuk bersama-sama mewujudkan lingkungan yang lebih aman, nyaman, dan bebas dari kekerasan, baik fisik maupun verbal.

Pesan Anti-Bullying: Bersama Kita Bisa

Salah satu poin utama yang disampaikan oleh Kompol Diana Pudjiastuti dalam amanatnya adalah bahaya bullying yang semakin sering terjadi di kalangan pelajar. Dalam pidatonya, beliau menyatakan bahwa bullying dapat memberikan dampak negatif yang mendalam bagi korban, baik dari segi psikologis maupun sosial. Tidak sedikit korban bullying yang mengalami penurunan prestasi akademis, depresi, hingga kehilangan rasa percaya diri.

“Bullying bukanlah hal yang sepele. Dampaknya bisa menghancurkan masa depan seseorang. Sebagai generasi muda yang cerdas, kita semua memiliki tanggung jawab untuk menghentikan perilaku ini. Jangan pernah menjadi bagian dari bullying, baik sebagai pelaku, maupun sebagai saksi yang diam,” tegas Kompol Diana dalam amanatnya.

Ia juga mengingatkan bahwa korban bullying sering kali merasa sendirian dan terisolasi. Oleh karena itu, beliau mengajak seluruh siswa untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar, membantu teman yang mungkin menjadi korban, dan tidak ragu untuk melaporkan kepada pihak sekolah atau pihak berwajib jika menemukan tindakan bullying.

Dampak Negatif Bullying dan Pentingnya Kolaborasi Semua Pihak

Dalam upacara ini, Kompol Diana Pudjiastuti juga menekankan bahwa efek bullying tidak hanya dirasakan oleh korban secara langsung, tetapi juga oleh lingkungan sekitar. Dampak negatif bullying meliputi gangguan psikologis, seperti kecemasan, depresi, hingga trauma yang berkepanjangan. Selain itu, prestasi akademis korban juga sering kali menurun drastis karena tekanan mental yang dialami.

“Bullying bukan hanya masalah korban dan pelaku, tetapi masalah kita semua. Ketika satu individu terluka karena bullying, itu adalah kegagalan kita sebagai masyarakat yang harusnya melindungi satu sama lain,” ujar Kompol Diana dengan penuh empati.

Dalam pidatonya, Kompol Diana juga menyerukan kepada para guru, orang tua, dan pihak sekolah untuk bekerja sama dalam mengatasi bullying. Menurutnya, pencegahan bullying tidak bisa hanya dibebankan pada satu pihak saja, melainkan membutuhkan kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan lingkungan sekitar.

Beliau juga memberikan pesan khusus kepada para guru untuk lebih aktif dalam memperhatikan perubahan perilaku siswa yang mungkin menjadi indikasi bahwa mereka sedang mengalami bullying. Kompol Diana berharap agar guru tidak hanya fokus pada aspek akademis siswa, tetapi juga aspek sosial dan psikologis yang tidak kalah penting.

Peran Penting Teknologi dalam Melawan Bullying

Kompol Diana Pudjiastuti juga menyoroti peran teknologi dalam mencegah dan mengatasi bullying. Di era digital ini, bullying tidak hanya terjadi secara fisik di sekolah, tetapi juga melalui media sosial dan platform online lainnya. Fenomena ini dikenal dengan istilah cyberbullying. Dalam pidatonya, Kompol Diana mengajak siswa untuk menggunakan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab.

“Media sosial dan teknologi harusnya digunakan untuk hal-hal positif, bukan untuk menyakiti orang lain. Jangan pernah menggunakan platform digital untuk menyebarkan kebencian atau menghina orang lain. Kita semua memiliki tanggung jawab moral untuk menciptakan lingkungan digital yang aman dan sehat,” jelasnya.

Beliau juga mengingatkan bahwa cyberbullying bisa memiliki dampak yang lebih parah karena sering kali korban merasa tidak berdaya ketika dihina atau dipermalukan secara online, yang bisa disaksikan oleh banyak orang. Oleh karena itu, beliau mengajak seluruh peserta upacara untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan tidak terlibat dalam tindakan perundungan online.

Upaya Berkelanjutan dalam Menanggulangi Bullying

Setelah upacara bendera selesai, para siswa terlihat antusias membahas amanat yang disampaikan oleh Kompol Diana Pudjiastuti. Banyak dari mereka yang merasa terinspirasi dan berjanji untuk menjadi bagian dari solusi dalam melawan bullying di sekolah. Beberapa siswa bahkan menyatakan bahwa mereka merasa lebih berani untuk melaporkan tindakan bullying yang mungkin mereka saksikan di masa depan.

“Upacara hari ini sangat berkesan bagi saya. Pesan dari Bu Kompol Diana benar-benar membuka mata saya bahwa bullying bukan hanya masalah sepele. Saya berjanji tidak akan tinggal diam jika melihat ada teman yang dibully,” ujar salah satu siswa yang hadir dalam upacara tersebut.

Selain itu, pihak sekolah juga menyambut baik ajakan dari Kompol Diana Pudjiastuti untuk meningkatkan perhatian terhadap isu bullying. Kepala sekolah SMA Negeri 4 Pasuruan, Bapak Lutfi Rohman, S.Pd mengatakan bahwa sekolah akan terus berupaya menciptakan lingkungan yang aman bagi seluruh siswa. Ia juga mengapresiasi kehadiran Kompol Diana yang memberikan motivasi bagi para siswa dan guru untuk bekerja sama melawan bullying.

“Kami sangat berterima kasih atas kehadiran Ibu Kompol Diana di upacara hari ini. Amanat beliau sangat relevan dengan situasi saat ini, di mana bullying masih menjadi masalah serius di kalangan pelajar. Kami akan terus mengedukasi siswa tentang bahaya bullying dan pentingnya saling menghormati satu sama lain,” ujar Kepala Sekolah.

Penutup: Harapan untuk Masa Depan yang Bebas Bullying

Upacara bendera hari Senin, 21 Oktober 2024, ini telah menjadi momen penting bagi seluruh peserta upacara. Kehadiran Kompol Diana Pudjiastuti, SH sebagai pembina upacara memberikan pesan yang kuat dan penuh makna, terutama terkait upaya bersama dalam menentang bullying.

Dengan semangat yang dibawa dari upacara ini, diharapkan para siswa, guru, dan pihak sekolah dapat terus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan bebas dari bullying. Kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan pihak kepolisian diharapkan mampu menekan angka bullying di kalangan pelajar, baik dalam bentuk fisik maupun cyberbullying.

Mari kita bersama-sama menjadi bagian dari solusi, dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi muda, bebas dari bullying dan kekerasan.

Upacara Hari Jadi ke-79 Provinsi Jawa Timur Tahun 2024 di SMAN 4 Kota Pasuruan: Sebuah Simbol Kebanggaan dan Persatuan

Upacara Hari Jadi ke-79 Provinsi Jawa Timur Tahun 2024 di SMAN 4 Kota Pasuruan: Sebuah Simbol Kebanggaan dan Persatuan

Pada Sabtu, 12 Oktober 2024, diadakan upacara peringatan hari jadi ke-79 Provinsi Jawa Timur. Acara ini berlangsung khidmat dan penuh makna di lingkungan SMAN 4 Kota Pasuruan. Upacara ini dipimpin oleh Bapak Lutfi Rohman, S.Pd., kepala SMAN 4 Pasuruan, selaku Pembina Upacara. Penyelenggaraan upacara ini sesuai dengan nota dinas dari Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Pasuruan dengan nomor surat: 400.3/1620/101.6.2/2024.

Hari jadi Provinsi Jawa Timur setiap tahunnya menjadi momen penting bagi masyarakat, tak terkecuali di lingkungan pendidikan. Peringatan ini bukan hanya seremonial, melainkan juga sebagai refleksi atas perjalanan panjang provinsi ini dalam memperjuangkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di bidang pendidikan. Dengan semangat juang yang telah ditanamkan oleh para pendahulu, Jawa Timur kini menjadi salah satu provinsi terkemuka di Indonesia dalam berbagai sektor, termasuk pendidikan, industri, budaya, dan pariwisata.

Makna Penting di Balik Upacara

Upacara peringatan kali ini diikuti oleh para siswa dan staf pengajar serta karyawan di lingkungan SMAN 4 Pasuruan. Dengan disiplin tinggi, mereka mengambil bagian dalam pelaksanaan upacara yang berlangsung secara tertib dan khidmat. Bagi banyak orang, khususnya para siswa, mengikuti upacara ini menjadi bagian dari rasa cinta tanah air serta kesadaran akan pentingnya menghormati nilai-nilai perjuangan dan sejarah bangsa.

Sebagai Pembina Upacara, Bapak Lutfi Rohman, S.Pd., memberikan pidato yang penuh semangat tentang pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta menanamkan jiwa patriotisme dalam diri setiap generasi muda. Beliau juga menekankan bahwa pendidikan adalah salah satu kunci utama untuk mencapai kemajuan dan keberhasilan di masa depan.

“Upacara ini bukan hanya seremonial semata, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan kita terhadap perjuangan panjang Provinsi Jawa Timur. Sebagai generasi muda, kita harus memiliki semangat untuk terus belajar dan berkarya demi kemajuan provinsi kita ini,” ujar Bapak Lutfi Rohman dalam pidatonya.

Jalannya Upacara

Upacara dimulai pada pukul 08.00 WIB di lapangan utama sekolah. Suasana pagi yang cerah semakin menambah kekhidmatan acara. Semua petugas upacara telah bersiap di tempat masing-masing, menjalankan perannya dengan baik dan penuh tanggung jawab.

Petugas upacara kali ini didominasi oleh siswa kelas XI, yang telah dipilih berdasarkan kemampuan dan kedisiplinan mereka. Berikut adalah petugas-petugas yang terlibat dalam pelaksanaan upacara:

  • Najwa Sharfina Fiddin dari kelas XI-1 bertindak sebagai Protokol.
  • Ada Putra Laksana dari kelas XI-7 menjalankan tugas sebagai Pembentang Bendera.
  • Vito Rizky Alamsyah dari kelas XI-1 dipercaya sebagai Pembawa Bendera.
  • Gerald Christoper dari kelas XI-1 berperan sebagai Pengerek Bendera.
  • Nabilatul Mumtaza dari kelas XI-1 mengemban tugas mulia sebagai Pembaca UUD 1945.
  • Rani Dwi Cahyani dari kelas XI-1 membaca doa dengan penuh kekhusyukan.
  • Muchlis dari kelas XI-8 berperan sebagai Pemimpin Upacara.
  • Zulfikar Putra Sadewa dari kelas XI-2 bertindak sebagai pemimpin kompi 1.
  • Angga Gusti P dari kelas XI-2 memimpin kompi 2.
  • M. Uziel dari kelas XI-8 sebagai pemimpin kompi 3.
  • Alifiyan Ghozali dari kelas XI-6 bertugas sebagai perwira.
  • Robby Maulana R dari kelas XI-7 mengemban tanggung jawab sebagai pembawa teks Pancasila.

Dalam jalannya upacara, para petugas menunjukkan keterampilan dan kedisiplinan yang tinggi. Tugas pengibaran bendera dilakukan dengan penuh kehormatan, diiringi oleh lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Setelah pengibaran bendera, acara dilanjutkan dengan pembacaan teks UUD 1945 oleh Nabilatul Mumtaza. Suaranya yang lantang dan jelas membuat semua peserta upacara terdiam dan mendengarkan dengan penuh hikmat. Kemudian, pembacaan teks Pancasila oleh Robby Maulana R dilaksanakan dengan penuh semangat, mengingatkan kembali pentingnya lima sila sebagai dasar negara Indonesia.

Salah satu momen yang paling menyentuh adalah ketika doa dipanjatkan oleh Rani Dwi Cahyani. Dengan penuh kekhusyukan, doa tersebut berisi harapan agar Provinsi Jawa Timur terus maju dan menjadi provinsi yang makmur, serta agar para generasi muda dapat menjadi penerus bangsa yang bertanggung jawab dan berbakti kepada negeri.

Peran Siswa dalam Upacara

Keterlibatan siswa dalam upacara ini tidak hanya sebagai peserta, tetapi juga sebagai petugas, menjadi bukti nyata bahwa generasi muda memiliki peran penting dalam melestarikan tradisi dan nilai-nilai kebangsaan. Mereka adalah cerminan dari masa depan yang diharapkan dapat menjaga serta memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Menjadi petugas upacara merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi para siswa. Mereka belajar tentang tanggung jawab, disiplin, dan kerjasama. Selain itu, ini juga menjadi sarana pembentukan karakter yang kuat dan jiwa kepemimpinan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan masa depan.

Pesan Kebersamaan dan Cinta Tanah Air

Upacara peringatan hari jadi Provinsi Jawa Timur yang ke-79 ini tidak hanya berfokus pada seremonial semata, tetapi juga menyampaikan pesan penting tentang kebersamaan dan cinta tanah air. Dengan semangat persatuan, Jawa Timur telah berkembang pesat dan menjadi salah satu provinsi yang memiliki kontribusi besar terhadap kemajuan Indonesia. Oleh karena itu, upacara ini menjadi momen untuk mengenang jasa-jasa para pendiri dan pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan dan kemajuan daerah ini.

Bapak Lutfi Rohman, dalam penutup pidatonya, mengingatkan para siswa untuk selalu menghargai sejarah dan terus menanamkan semangat juang dalam diri masing-masing. “Mari kita bersama-sama menjaga dan melanjutkan perjuangan para pendahulu kita. Pendidikan adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik, dan kalian semua adalah harapan bagi Jawa Timur dan Indonesia,” pungkasnya.

Penutup

Dengan berlangsungnya upacara peringatan hari jadi Provinsi Jawa Timur yang ke-79 ini, diharapkan seluruh peserta, khususnya generasi muda, dapat meneladani nilai-nilai perjuangan dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pendidikan yang baik, diharapkan Jawa Timur terus maju dan menjadi provinsi yang semakin kuat, mandiri, dan sejahtera. Semoga semangat kebersamaan dan cinta tanah air yang ditanamkan melalui upacara ini terus menginspirasi generasi mendatang untuk berkontribusi bagi kemajuan bangsa.