Pasuruan, 21 Oktober 2024 – Sebuah momen bersejarah terjadi di lapangan upacara SMA Negeri 4 Pasuruan pada Senin pagi ini. Upacara bendera yang diadakan seperti biasa pada hari Senin, kali ini terasa berbeda dan istimewa. Acara ini tidak hanya dihadiri oleh siswa-siswi serta guru, tetapi juga oleh Kepala Bagian Perencanaan (Kabagren) Polres Pasuruan Kota, Ibu Kompol Diana Pudjiastuti, SH, yang menjadi pembina upacara. Kehadiran sosok penting dari kepolisian ini membawa nuansa baru bagi pelaksanaan upacara tersebut, terutama dengan amanat yang disampaikan terkait isu serius yang kini menjadi sorotan, yaitu bullying.
Kehadiran Kompol Diana Pudjiastuti, SH sebagai Pembina Upacara
Kehadiran Ibu Kompol Diana Pudjiastuti, SH pada upacara kali ini menjadi sorotan utama. Beliau yang saat ini menjabat sebagai Kabagren di Polres Pasuruan Kota, telah dikenal luas sebagai figur yang tegas namun peduli terhadap masyarakat, khususnya pelajar. Kehadiran beliau sebagai pembina upacara memberikan sinyal penting bahwa polisi bukan hanya bertugas menjaga ketertiban dan hukum, tetapi juga berperan aktif dalam menjaga kesehatan mental dan kesejahteraan generasi muda.
Dalam amanatnya, Kompol Diana Pudjiastuti menekankan pentingnya kebersamaan dalam menentang bullying, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat. Pesan yang disampaikan bukan hanya sekadar imbauan, tetapi juga ajakan untuk bersama-sama mewujudkan lingkungan yang lebih aman, nyaman, dan bebas dari kekerasan, baik fisik maupun verbal.
Pesan Anti-Bullying: Bersama Kita Bisa
Salah satu poin utama yang disampaikan oleh Kompol Diana Pudjiastuti dalam amanatnya adalah bahaya bullying yang semakin sering terjadi di kalangan pelajar. Dalam pidatonya, beliau menyatakan bahwa bullying dapat memberikan dampak negatif yang mendalam bagi korban, baik dari segi psikologis maupun sosial. Tidak sedikit korban bullying yang mengalami penurunan prestasi akademis, depresi, hingga kehilangan rasa percaya diri.
“Bullying bukanlah hal yang sepele. Dampaknya bisa menghancurkan masa depan seseorang. Sebagai generasi muda yang cerdas, kita semua memiliki tanggung jawab untuk menghentikan perilaku ini. Jangan pernah menjadi bagian dari bullying, baik sebagai pelaku, maupun sebagai saksi yang diam,” tegas Kompol Diana dalam amanatnya.
Ia juga mengingatkan bahwa korban bullying sering kali merasa sendirian dan terisolasi. Oleh karena itu, beliau mengajak seluruh siswa untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar, membantu teman yang mungkin menjadi korban, dan tidak ragu untuk melaporkan kepada pihak sekolah atau pihak berwajib jika menemukan tindakan bullying.
Dampak Negatif Bullying dan Pentingnya Kolaborasi Semua Pihak
Dalam upacara ini, Kompol Diana Pudjiastuti juga menekankan bahwa efek bullying tidak hanya dirasakan oleh korban secara langsung, tetapi juga oleh lingkungan sekitar. Dampak negatif bullying meliputi gangguan psikologis, seperti kecemasan, depresi, hingga trauma yang berkepanjangan. Selain itu, prestasi akademis korban juga sering kali menurun drastis karena tekanan mental yang dialami.
“Bullying bukan hanya masalah korban dan pelaku, tetapi masalah kita semua. Ketika satu individu terluka karena bullying, itu adalah kegagalan kita sebagai masyarakat yang harusnya melindungi satu sama lain,” ujar Kompol Diana dengan penuh empati.
Dalam pidatonya, Kompol Diana juga menyerukan kepada para guru, orang tua, dan pihak sekolah untuk bekerja sama dalam mengatasi bullying. Menurutnya, pencegahan bullying tidak bisa hanya dibebankan pada satu pihak saja, melainkan membutuhkan kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan lingkungan sekitar.
Beliau juga memberikan pesan khusus kepada para guru untuk lebih aktif dalam memperhatikan perubahan perilaku siswa yang mungkin menjadi indikasi bahwa mereka sedang mengalami bullying. Kompol Diana berharap agar guru tidak hanya fokus pada aspek akademis siswa, tetapi juga aspek sosial dan psikologis yang tidak kalah penting.
Peran Penting Teknologi dalam Melawan Bullying
Kompol Diana Pudjiastuti juga menyoroti peran teknologi dalam mencegah dan mengatasi bullying. Di era digital ini, bullying tidak hanya terjadi secara fisik di sekolah, tetapi juga melalui media sosial dan platform online lainnya. Fenomena ini dikenal dengan istilah cyberbullying. Dalam pidatonya, Kompol Diana mengajak siswa untuk menggunakan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab.
“Media sosial dan teknologi harusnya digunakan untuk hal-hal positif, bukan untuk menyakiti orang lain. Jangan pernah menggunakan platform digital untuk menyebarkan kebencian atau menghina orang lain. Kita semua memiliki tanggung jawab moral untuk menciptakan lingkungan digital yang aman dan sehat,” jelasnya.
Beliau juga mengingatkan bahwa cyberbullying bisa memiliki dampak yang lebih parah karena sering kali korban merasa tidak berdaya ketika dihina atau dipermalukan secara online, yang bisa disaksikan oleh banyak orang. Oleh karena itu, beliau mengajak seluruh peserta upacara untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan tidak terlibat dalam tindakan perundungan online.
Upaya Berkelanjutan dalam Menanggulangi Bullying
Setelah upacara bendera selesai, para siswa terlihat antusias membahas amanat yang disampaikan oleh Kompol Diana Pudjiastuti. Banyak dari mereka yang merasa terinspirasi dan berjanji untuk menjadi bagian dari solusi dalam melawan bullying di sekolah. Beberapa siswa bahkan menyatakan bahwa mereka merasa lebih berani untuk melaporkan tindakan bullying yang mungkin mereka saksikan di masa depan.
“Upacara hari ini sangat berkesan bagi saya. Pesan dari Bu Kompol Diana benar-benar membuka mata saya bahwa bullying bukan hanya masalah sepele. Saya berjanji tidak akan tinggal diam jika melihat ada teman yang dibully,” ujar salah satu siswa yang hadir dalam upacara tersebut.
Selain itu, pihak sekolah juga menyambut baik ajakan dari Kompol Diana Pudjiastuti untuk meningkatkan perhatian terhadap isu bullying. Kepala sekolah SMA Negeri 4 Pasuruan, Bapak Lutfi Rohman, S.Pd mengatakan bahwa sekolah akan terus berupaya menciptakan lingkungan yang aman bagi seluruh siswa. Ia juga mengapresiasi kehadiran Kompol Diana yang memberikan motivasi bagi para siswa dan guru untuk bekerja sama melawan bullying.
“Kami sangat berterima kasih atas kehadiran Ibu Kompol Diana di upacara hari ini. Amanat beliau sangat relevan dengan situasi saat ini, di mana bullying masih menjadi masalah serius di kalangan pelajar. Kami akan terus mengedukasi siswa tentang bahaya bullying dan pentingnya saling menghormati satu sama lain,” ujar Kepala Sekolah.
Penutup: Harapan untuk Masa Depan yang Bebas Bullying
Upacara bendera hari Senin, 21 Oktober 2024, ini telah menjadi momen penting bagi seluruh peserta upacara. Kehadiran Kompol Diana Pudjiastuti, SH sebagai pembina upacara memberikan pesan yang kuat dan penuh makna, terutama terkait upaya bersama dalam menentang bullying.
Dengan semangat yang dibawa dari upacara ini, diharapkan para siswa, guru, dan pihak sekolah dapat terus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan bebas dari bullying. Kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan pihak kepolisian diharapkan mampu menekan angka bullying di kalangan pelajar, baik dalam bentuk fisik maupun cyberbullying.
Mari kita bersama-sama menjadi bagian dari solusi, dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi muda, bebas dari bullying dan kekerasan.