Upacara Bendera Hari Senin, 21 Oktober 2024: Kepala Bagian Perencanaan Polres Pasuruan Kota Serukan Anti-Bullying

Upacara Bendera Hari Senin, 21 Oktober 2024: Kepala Bagian Perencanaan Polres Pasuruan Kota Serukan Anti-Bullying

Pasuruan, 21 Oktober 2024 – Sebuah momen bersejarah terjadi di lapangan upacara SMA Negeri 4 Pasuruan pada Senin pagi ini. Upacara bendera yang diadakan seperti biasa pada hari Senin, kali ini terasa berbeda dan istimewa. Acara ini tidak hanya dihadiri oleh siswa-siswi serta guru, tetapi juga oleh Kepala Bagian Perencanaan (Kabagren) Polres Pasuruan Kota, Ibu Kompol Diana Pudjiastuti, SH, yang menjadi pembina upacara. Kehadiran sosok penting dari kepolisian ini membawa nuansa baru bagi pelaksanaan upacara tersebut, terutama dengan amanat yang disampaikan terkait isu serius yang kini menjadi sorotan, yaitu bullying.

Kehadiran Kompol Diana Pudjiastuti, SH sebagai Pembina Upacara

Kehadiran Ibu Kompol Diana Pudjiastuti, SH pada upacara kali ini menjadi sorotan utama. Beliau yang saat ini menjabat sebagai Kabagren di Polres Pasuruan Kota, telah dikenal luas sebagai figur yang tegas namun peduli terhadap masyarakat, khususnya pelajar. Kehadiran beliau sebagai pembina upacara memberikan sinyal penting bahwa polisi bukan hanya bertugas menjaga ketertiban dan hukum, tetapi juga berperan aktif dalam menjaga kesehatan mental dan kesejahteraan generasi muda.

Dalam amanatnya, Kompol Diana Pudjiastuti menekankan pentingnya kebersamaan dalam menentang bullying, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat. Pesan yang disampaikan bukan hanya sekadar imbauan, tetapi juga ajakan untuk bersama-sama mewujudkan lingkungan yang lebih aman, nyaman, dan bebas dari kekerasan, baik fisik maupun verbal.

Pesan Anti-Bullying: Bersama Kita Bisa

Salah satu poin utama yang disampaikan oleh Kompol Diana Pudjiastuti dalam amanatnya adalah bahaya bullying yang semakin sering terjadi di kalangan pelajar. Dalam pidatonya, beliau menyatakan bahwa bullying dapat memberikan dampak negatif yang mendalam bagi korban, baik dari segi psikologis maupun sosial. Tidak sedikit korban bullying yang mengalami penurunan prestasi akademis, depresi, hingga kehilangan rasa percaya diri.

“Bullying bukanlah hal yang sepele. Dampaknya bisa menghancurkan masa depan seseorang. Sebagai generasi muda yang cerdas, kita semua memiliki tanggung jawab untuk menghentikan perilaku ini. Jangan pernah menjadi bagian dari bullying, baik sebagai pelaku, maupun sebagai saksi yang diam,” tegas Kompol Diana dalam amanatnya.

Ia juga mengingatkan bahwa korban bullying sering kali merasa sendirian dan terisolasi. Oleh karena itu, beliau mengajak seluruh siswa untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar, membantu teman yang mungkin menjadi korban, dan tidak ragu untuk melaporkan kepada pihak sekolah atau pihak berwajib jika menemukan tindakan bullying.

Dampak Negatif Bullying dan Pentingnya Kolaborasi Semua Pihak

Dalam upacara ini, Kompol Diana Pudjiastuti juga menekankan bahwa efek bullying tidak hanya dirasakan oleh korban secara langsung, tetapi juga oleh lingkungan sekitar. Dampak negatif bullying meliputi gangguan psikologis, seperti kecemasan, depresi, hingga trauma yang berkepanjangan. Selain itu, prestasi akademis korban juga sering kali menurun drastis karena tekanan mental yang dialami.

“Bullying bukan hanya masalah korban dan pelaku, tetapi masalah kita semua. Ketika satu individu terluka karena bullying, itu adalah kegagalan kita sebagai masyarakat yang harusnya melindungi satu sama lain,” ujar Kompol Diana dengan penuh empati.

Dalam pidatonya, Kompol Diana juga menyerukan kepada para guru, orang tua, dan pihak sekolah untuk bekerja sama dalam mengatasi bullying. Menurutnya, pencegahan bullying tidak bisa hanya dibebankan pada satu pihak saja, melainkan membutuhkan kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan lingkungan sekitar.

Beliau juga memberikan pesan khusus kepada para guru untuk lebih aktif dalam memperhatikan perubahan perilaku siswa yang mungkin menjadi indikasi bahwa mereka sedang mengalami bullying. Kompol Diana berharap agar guru tidak hanya fokus pada aspek akademis siswa, tetapi juga aspek sosial dan psikologis yang tidak kalah penting.

Peran Penting Teknologi dalam Melawan Bullying

Kompol Diana Pudjiastuti juga menyoroti peran teknologi dalam mencegah dan mengatasi bullying. Di era digital ini, bullying tidak hanya terjadi secara fisik di sekolah, tetapi juga melalui media sosial dan platform online lainnya. Fenomena ini dikenal dengan istilah cyberbullying. Dalam pidatonya, Kompol Diana mengajak siswa untuk menggunakan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab.

“Media sosial dan teknologi harusnya digunakan untuk hal-hal positif, bukan untuk menyakiti orang lain. Jangan pernah menggunakan platform digital untuk menyebarkan kebencian atau menghina orang lain. Kita semua memiliki tanggung jawab moral untuk menciptakan lingkungan digital yang aman dan sehat,” jelasnya.

Beliau juga mengingatkan bahwa cyberbullying bisa memiliki dampak yang lebih parah karena sering kali korban merasa tidak berdaya ketika dihina atau dipermalukan secara online, yang bisa disaksikan oleh banyak orang. Oleh karena itu, beliau mengajak seluruh peserta upacara untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan tidak terlibat dalam tindakan perundungan online.

Upaya Berkelanjutan dalam Menanggulangi Bullying

Setelah upacara bendera selesai, para siswa terlihat antusias membahas amanat yang disampaikan oleh Kompol Diana Pudjiastuti. Banyak dari mereka yang merasa terinspirasi dan berjanji untuk menjadi bagian dari solusi dalam melawan bullying di sekolah. Beberapa siswa bahkan menyatakan bahwa mereka merasa lebih berani untuk melaporkan tindakan bullying yang mungkin mereka saksikan di masa depan.

“Upacara hari ini sangat berkesan bagi saya. Pesan dari Bu Kompol Diana benar-benar membuka mata saya bahwa bullying bukan hanya masalah sepele. Saya berjanji tidak akan tinggal diam jika melihat ada teman yang dibully,” ujar salah satu siswa yang hadir dalam upacara tersebut.

Selain itu, pihak sekolah juga menyambut baik ajakan dari Kompol Diana Pudjiastuti untuk meningkatkan perhatian terhadap isu bullying. Kepala sekolah SMA Negeri 4 Pasuruan, Bapak Lutfi Rohman, S.Pd mengatakan bahwa sekolah akan terus berupaya menciptakan lingkungan yang aman bagi seluruh siswa. Ia juga mengapresiasi kehadiran Kompol Diana yang memberikan motivasi bagi para siswa dan guru untuk bekerja sama melawan bullying.

“Kami sangat berterima kasih atas kehadiran Ibu Kompol Diana di upacara hari ini. Amanat beliau sangat relevan dengan situasi saat ini, di mana bullying masih menjadi masalah serius di kalangan pelajar. Kami akan terus mengedukasi siswa tentang bahaya bullying dan pentingnya saling menghormati satu sama lain,” ujar Kepala Sekolah.

Penutup: Harapan untuk Masa Depan yang Bebas Bullying

Upacara bendera hari Senin, 21 Oktober 2024, ini telah menjadi momen penting bagi seluruh peserta upacara. Kehadiran Kompol Diana Pudjiastuti, SH sebagai pembina upacara memberikan pesan yang kuat dan penuh makna, terutama terkait upaya bersama dalam menentang bullying.

Dengan semangat yang dibawa dari upacara ini, diharapkan para siswa, guru, dan pihak sekolah dapat terus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan bebas dari bullying. Kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan pihak kepolisian diharapkan mampu menekan angka bullying di kalangan pelajar, baik dalam bentuk fisik maupun cyberbullying.

Mari kita bersama-sama menjadi bagian dari solusi, dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi muda, bebas dari bullying dan kekerasan.

Upacara Peringatan HUT RI ke-79 di SMAN 4 Pasuruan Berlangsung Khidmat Bersama Penampilan Paduan Suara Gita Bahana

Upacara Peringatan HUT RI ke-79 di SMAN 4 Pasuruan Berlangsung Khidmat Bersama Penampilan Paduan Suara Gita Bahana

Pasuruan, 17 Agustus 2024 – Suasana pagi yang cerah di SMAN 4 Pasuruan menjadi saksi pelaksanaan Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-79 yang berlangsung dengan penuh khidmat. Seluruh warga sekolah, mulai dari siswa, guru, hingga staf tata usaha, berkumpul di lapangan utama sekolah untuk mengikuti momen bersejarah ini. Namun, upacara tahun ini terasa lebih istimewa karena dihadiri oleh jajaran pengawas dari Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Pasuruan, baik untuk jenjang SMA maupun SMK.

Ibu Mukarromah, S.T., M.T., yang menjabat sebagai Kepala Seksi (Kasi) SMK Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Pasuruan, bertindak selaku pembina upacara. Dalam amanatnya, beliau menyampaikan pesan-pesan patriotisme kepada seluruh peserta upacara, dengan menekankan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan bangsa.

Upacara dimulai pukul 07.00 WIB dengan petugas upacara yang berasal dari siswa-siswa terbaik SMAN 4 Pasuruan. Petugas upacara adalah anggota Paskibraka sekolah, yang sudah berlatih selama berminggu-minggu untuk memastikan upacara berjalan dengan lancar dan penuh disiplin.

Rangkaian Upacara: Dari Pengibaran Bendera hingga Pembacaan Proklamasi

Upacara dibuka dengan laporan dari pemimpin upacara, M. Yusuf, siswa kelas XII-2. Dengan suara lantang dan tegas, ia memimpin barisan peserta upacara yang terdiri dari siswa, guru, serta tamu undangan. Setelah laporan disampaikan, pasukan pengibar bendera yang terdiri dari siswa-siswi pilihan dari kelas XI dan XII mulai menyiapkan diri untuk melaksanakan tugas mereka.

Pasukan pengibar bendera di bawah komando perwira upacara M. Ikmal Afandi dari kelas XII-2, sukses menjalankan tugasnya dengan sempurna. Pasukan 8, yang beranggotakan Novael Al Ayyubi (XI-3), Zulfikar Putra Sadewa (XI-2), Jefryan Damanhuri (XII-1), Anggun Oktaviani (XI-3), M. Alief Firdaus (XI-1), Ade Putra Laksana (XI-7), Dwi Ayu Wulandari (XII-4), dan Vito Rizky Alamsyah (XI-1), bertugas mendampingi pengibaran bendera dengan penuh disiplin.

Prosesi pengibaran bendera merah putih berjalan dengan khidmat dan lancar. Najwa Sarfina Fiddin, siswa kelas XI-1, dengan percaya diri membawa baki berisi bendera merah putih, sementara Moch. Jefri Al-Buchori (XII-6) bertindak sebagai pembentang bendera, dan Hanum Salsabila (XI-4) mengibarkan bendera dengan sempurna. Albariq Syahrul (XII-3), sebagai pengerek bendera, juga melaksanakan tugasnya dengan baik. Suasana haru dan bangga terasa di setiap detik prosesi pengibaran, diiringi lagu kebangsaan “Indonesia Raya” yang dinyanyikan seluruh peserta upacara.

Penampilan Paduan Suara Gita Bahana: Menyemarakkan Semangat Nasionalisme

Salah satu momen yang tak kalah menarik dan memberikan sentuhan emosional dalam upacara ini adalah penampilan dari paduan suara Gita Bahana SMAN 4 Pasuruan. Paduan suara yang dikenal dengan kualitasnya ini membawakan sejumlah lagu kebangsaan dan nasional yang membangkitkan semangat seluruh peserta upacara.

Dipimpin oleh konduktor berbakat, paduan suara tersebut membuka penampilannya dengan lagu “Hari Merdeka.” Suara lantang dan harmonisasi yang indah dari para anggota paduan suara langsung menarik perhatian seluruh hadirin. Lagu ini menggemakan semangat juang dan kebanggaan terhadap bangsa Indonesia, yang membuat suasana upacara semakin hidup.

Selanjutnya, paduan suara Gita Bahana menyanyikan lagu “Syukur” yang penuh dengan makna dan rasa syukur atas kemerdekaan yang diraih bangsa ini. Melalui lirik yang menyentuh, para penyanyi berhasil menyampaikan perasaan terima kasih dan harapan akan kemajuan Indonesia. Para peserta upacara, termasuk tamu undangan, larut dalam nuansa haru dan bangga ketika lagu ini bergema di seluruh lapangan sekolah.

Penampilan mereka ditutup dengan lagu “Bagimu Negeri” yang dinyanyikan secara serempak oleh seluruh peserta upacara. Dengan suara yang menggema, lirik-liriknya membangkitkan semangat pengabdian kepada negeri dan mengajak seluruh hadirin untuk merenungkan kembali arti penting kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.

Penampilan paduan suara ini tidak hanya menghidupkan suasana upacara, tetapi juga menjadi momen reflektif bagi semua yang hadir untuk mengingat kembali perjuangan para pahlawan bangsa. Keharmonisan suara mereka, yang dibalut dengan semangat kebersamaan, memberikan dampak mendalam bagi seluruh peserta upacara.

Amanat Pembina Upacara: Pesan Patriotisme dari Ibu Mukarromah, S.T., M.T.

Sebagai puncak acara, Ibu Mukarromah, S.T., M.T., selaku pembina upacara, memberikan amanat yang inspiratif. Dalam pidatonya, beliau menekankan pentingnya menghargai jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. “Kemerdekaan ini bukanlah hadiah, melainkan hasil dari perjuangan yang panjang dan penuh pengorbanan. Oleh karena itu, kita sebagai generasi penerus bangsa harus menjaga dan mengisinya dengan hal-hal yang positif,” ujar beliau dengan penuh semangat.

Ibu Mukarromah juga menekankan pentingnya pendidikan bagi generasi muda sebagai salah satu cara untuk melanjutkan perjuangan. Beliau mengajak seluruh siswa untuk belajar dengan tekun, mengembangkan kemampuan diri, dan berkontribusi bagi bangsa. “Pendidikan adalah kunci untuk membangun masa depan yang lebih baik. Generasi muda harus berperan aktif dalam pembangunan bangsa ini, sesuai dengan cita-cita kemerdekaan,” tambahnya.

Dalam amanatnya, beliau juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh siswa yang telah bertugas dalam upacara, terutama para petugas Paskibraka. Beliau menyatakan rasa bangganya atas kedisiplinan dan semangat yang ditunjukkan oleh para siswa dalam mempersiapkan dan melaksanakan tugas mereka.

Upacara yang Berlangsung Tertib dan Lancar

Secara keseluruhan, upacara peringatan HUT RI ke-79 di SMAN 4 Pasuruan berjalan dengan lancar dan tertib. Semua rangkaian acara yang telah disusun dengan rapi berhasil dilaksanakan tanpa kendala berarti. Kehadiran tamu undangan dari Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Pasuruan menambah kebanggaan bagi seluruh warga SMAN 4 Pasuruan, yang telah mempersiapkan acara ini dengan matang.

Yusuf, pemimpin upacara yang juga merupakan siswa kelas XII-2, mengungkapkan rasa bangganya bisa berpartisipasi dalam momen penting ini. “Menjadi pemimpin upacara di hari kemerdekaan adalah sebuah kehormatan besar bagi saya. Saya merasa senang bisa menjalankan tugas dengan baik, berkat dukungan teman-teman dan bimbingan dari para guru,” ujarnya.

Sofyan Muchlis (XI-8), Ananda Noverandi (XII-3), dan M. Izral Rosy (XII-2), yang bertugas sebagai komandan kompi dalam upacara tersebut, juga merasakan hal yang sama. Mereka mengaku sangat senang dapat turut serta dalam peringatan hari kemerdekaan di sekolah. “Kami merasa terhormat bisa ikut ambil bagian dalam upacara ini, apalagi momen kemerdekaan adalah peristiwa yang sangat penting bagi bangsa kita,” ungkap Ananda.

Penutup: Momen Kebersamaan dalam Semangat Kemerdekaan

Upacara ini diakhiri dengan suasana penuh rasa syukur dan bangga. Penampilan paduan suara Gita Bahana SMAN 4 Pasuruan menjadi penutup yang indah bagi upacara, mengingatkan semua yang hadir akan pentingnya menjaga semangat kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari. Setelah upacara selesai, para siswa dan guru berkumpul untuk berfoto bersama, mengabadikan momen kebersamaan dalam rangka peringatan hari kemerdekaan yang ke-79.

Semangat kemerdekaan yang ditunjukkan oleh siswa-siswi SMAN 4 Pasuruan dalam upacara ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi mereka untuk terus belajar, berjuang, dan berkarya demi masa depan Indonesia yang lebih baik.

Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di SMAN 4 Pasuruan: Membangun Semangat Kebangsaan

Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di SMAN 4 Pasuruan: Membangun Semangat Kebangsaan

Pasuruan, 1 Juni 2024 – Dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila, SMAN 4 Pasuruan menggelar upacara bendera dengan penuh khidmat dan semangat kebangsaan. Upacara yang dilaksanakan pada Sabtu pagi di lapangan tengah sekolah ini merupakan bagian dari himbauan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Nota Dinas tersebut mengajak setiap lembaga di bawah naungan Dinas Pendidikan Jawa Timur untuk melaksanakan upacara bendera memperingati Hari Lahir Pancasila tahun 2024 dengan tema “PANCASILA JIWA PEMERSATU BANGSA MENUJU INDONESIA EMAS”.

Upacara ini dihadiri oleh seluruh siswa, guru, dan staf SMAN 4 Pasuruan. Uniknya, semua peserta upacara mengenakan pakaian adat nasional yang terkenal dari berbagai daerah di Indonesia. Langkah ini diambil untuk menonjolkan keragaman budaya yang ada di Nusantara dan sekaligus memperkuat semangat persatuan dan kesatuan bangsa.

Pelaksanaan Upacara

Upacara dimulai tepat pada pukul 07.00 WIB dengan suasana yang sangat hikmat. Ibu Wita Wahyu Mardiningrum, S.Pd, bertindak sebagai inspektur upacara. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. “Pancasila bukan hanya sekadar dasar negara, tetapi juga jiwa dan semangat yang harus kita hidupkan dalam setiap tindakan kita. Mari kita jaga persatuan dan kesatuan bangsa ini dengan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila,” ujar Ibu Wita.

Petugas Upacara dan Partisipasi Siswa

Petugas upacara kali ini adalah Tim Paskibraka SMAN 4 Pasuruan yang telah menjalani latihan intensif beberapa minggu sebelumnya. Mereka menjalankan tugas dengan penuh disiplin dan kepercayaan diri, menambah kesakralan acara tersebut. Upacara diawali dengan pengibaran bendera Merah Putih yang diiringi oleh lagu kebangsaan “Indonesia Raya” yang dinyanyikan oleh Tim Paduan Suara SMAN 4 Pasuruan.

Tim Paduan Suara ini juga menampilkan beberapa lagu nasional lainnya yang semakin mengobarkan semangat kebangsaan di kalangan peserta upacara. Lagu-lagu seperti “Garuda Pancasila” dan “Rayuan Pulau Kelapa” menggema di lapangan, menciptakan suasana yang penuh rasa cinta tanah air.

Sambutan dan Pesan Kebangsaan

Dalam sambutannya, Ibu Wita Wahyu Mardiningrum menyampaikan beberapa poin penting terkait makna peringatan Hari Lahir Pancasila. Beliau mengingatkan bahwa Pancasila sebagai dasar negara harus menjadi pedoman dalam setiap aspek kehidupan, baik di lingkungan sekolah maupun dalam masyarakat. “Pancasila adalah jiwa pemersatu bangsa, yang harus kita jaga dan lestarikan bersama. Melalui nilai-nilai Pancasila, kita dapat membangun Indonesia yang lebih baik, menuju Indonesia Emas 2045,” tegas beliau.

Ibu Wita juga mengapresiasi seluruh siswa dan guru yang telah berpartisipasi dalam upacara ini. Beliau berharap, semangat kebangsaan yang telah ditunjukkan dalam peringatan ini dapat terus dijaga dan ditingkatkan. “Kita semua memiliki peran penting dalam menjaga keutuhan bangsa ini. Mari kita terus bekerja sama, saling menghargai, dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” tambahnya.

Kesadaran dan Partisipasi Siswa

Para siswa terlihat antusias mengikuti jalannya upacara. Mereka tidak hanya mengenakan pakaian adat dengan penuh kebanggaan, tetapi juga menunjukkan disiplin yang tinggi selama pelaksanaan upacara. Partisipasi aktif mereka mencerminkan kesadaran akan pentingnya memahami dan menghargai Pancasila sebagai dasar negara.

Seorang siswa kelas XI, mengungkapkan rasa bangganya dapat berpartisipasi dalam upacara ini. “Ini adalah pengalaman yang luar biasa. Kami bisa mengenal lebih dekat kekayaan budaya Indonesia melalui pakaian adat yang kami kenakan. Selain itu, kami juga diingatkan kembali tentang pentingnya Pancasila dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” ujar dia.

Penutup Upacara

Upacara ditutup dengan pembacaan doa oleh salah satu guru agama, memohon agar bangsa Indonesia selalu diberi keberkahan dan perlindungan. Setelah upacara, kegiatan dilanjutkan dengan berbagai lomba dan kegiatan budaya yang melibatkan seluruh siswa dan guru. Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat hubungan antarwarga sekolah serta meningkatkan kecintaan terhadap budaya bangsa.

Beberapa lomba yang diadakan antara lain lomba pidato tentang Pancasila, lomba cerdas cermat tentang sejarah Pancasila, dan lomba fashion show pakaian adat. Lomba-lomba ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik siswa tentang pentingnya Pancasila dan keberagaman budaya Indonesia.

Refleksi dan Harapan

Peringatan Hari Lahir Pancasila di SMAN 4 Pasuruan bukan sekadar seremonial belaka, tetapi juga menjadi momen refleksi bagi seluruh warga sekolah. Melalui upacara ini, diharapkan seluruh siswa dan guru dapat semakin memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Semangat kebangsaan yang ditunjukkan oleh seluruh peserta upacara memberikan harapan bahwa generasi muda Indonesia siap menjaga dan memperkuat persatuan bangsa. Dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila, diharapkan Indonesia dapat terus maju dan mencapai cita-cita sebagai bangsa yang adil, makmur, dan berdaulat.

Dalam suasana penuh semangat dan kebanggaan, SMAN 4 Pasuruan telah menunjukkan bahwa Pancasila benar-benar menjadi jiwa pemersatu bangsa. Dengan tema “PANCASILA JIWA PEMERSATU BANGSA MENUJU INDONESIA EMAS”, upacara peringatan ini mengingatkan kita semua akan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan demi masa depan Indonesia yang lebih cerah.

Peringatan Hari Lahir Pancasila di SMAN 4 Pasuruan ini menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan dapat memainkan peran penting dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada generasi muda. Semoga semangat ini terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di seluruh Indonesia.